Setelah diterpa kabar, adanya
penolakan dari pihak Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) Jakarta,
akhirnya Panitia Tabligh Akbar & Doa Bersama tetap menggelar Shalat Zuhur
Berjamaah di masjid terbesar di Asia Tenggara tersebut.
“Mari Shalat Zuhur Berjamaah Di
Masjid Istiqlal”. Mari Bersatu, Selamatkan Ibu Kota. Itulah seruan yang
diterima publik hari ini, Ahad, 18 September 2016. Sebelum Zuhur, Masyarakat
Muslim Jakarta akan berkumpul di Masjid Istiqlal. Sejumlah ulama dan tokoh
nasional akan hadir dalam silaturahim Akbar dan doa bersama tersebut
Rencana longmarch dari Masjid
Istiqlal ke Gedung KPK di kawasan Kuningan Jakarta Selatan, akhirnya
ditiadakan, karena Kepolisian RI hanya mengizinkan pengurus Masjid Istiqlal
untuk acara Dzikir, Doa dan Tausiah.
Panitia Akbar dan Doa Bersama
dalam siaran persnya atas pembatalan kegiatan oleh Pihak Masjid Istiqlal,
padahal kelengkapan administrasi sudah dipenuhi dan panitia siap berkomitmen
dengan segala aturan yang ada.
Sejumlah tokoh ummat berkunjung
ke Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) untuk mengklarifikasi dan
menyelesaikan secara kekeluargaan, tapi oleh pihak BPPMI menyatakan keputusan
sudah final.
Karena itu, Panitia Akbar dan Doa
Bersama tetap mengajak umat Islam untuk melaksanakan shalat Zuhur berjamaah
serta sama-sama berdoa di Masjid Istiqlal dengan alasan:
Untuk meningkatkan silaturahimdan
kebersamaan umat Islam dalam mendukung kepemimpinan muslim di Ibukota. Tetap
menjaga marwah Masjid Istiqlal sebagai masjid bersama umat Islam. Kemudian,
kita tidak boleh dibenturkan dengan pihak mana pun , termasuk pihak Masjid
Istiqlal. Juga antar tokoh dan elemen umat Islam lainnya. Sebab tujuan
silaturahim ini adalah untuk mengokohkan persatuan umat Islam.
Saat melaksanakan shalat Zuhur
berjamaah di masjid Istiqlal dianjurkan agar tidak membawa atribut organisasi
atau partai, baik berupa alat peraga, spanduk atau seragam. Diharapkan untuk
berpakaian putih. Menjaga ketertiban, keamanan dan kenyamanan beribadahdi
lingkungan Masjid Istiqlal.Selanjutnya, menjaga persatuan umat dan tidak
terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
Dengan kejadian ini menujukkan
bahwa jalan perjuangan untuk kepemimpinan terbaik bagi Ibu Kota Negara
membutuhkan kerja lebih keras dan persatuan yang lebih kuat lagi. Ketua Panitia
Jayadi Hasan
Seperti diketahui, kondisi ibu
kota negara menjadi sorotan utama publik Nasional dan internasional, maka
apapun kondisi Ibu kota akan menjadi barometer kondisi NKRI.
Maka Ibu kota Negara harus
diselamatkan dari pemimpin yang gemar mengumbar amarah, membuat sengsara dan
menderita rakyat kecil, penebar permusuhan & keresahan, arogan, zalim, dan
tidak beradab. Ibukota negara butuh pemimpin amanah, penebar kedamaian,
mensejahterakan rakyat kecil, dan beradab
Bukan hanya di Istiqlal, gerakan
massa dari elemen masyarakat lain juga berkumpul di Museum Fatahillah Jakarta
Pusat, Ahad (18/9) pagi. Acara tersebut dinamakan Musyawarah Besar Warga
Jakarta.
Semua lapisan masyarakat berdoa,
Istigotsah bersama untuk keselamatan bangsa dan Ibukota Jakarta, agar Jakarta
tak lagi dipimpin oleh Gubernur DKI yang tak dikehendaki warga Jakarta. Inilah
Silaturahim Akbar umat Islam untuk Gubernur Muslim Jakarta. [islampos
0 komentar
EmoticonEmoticon