EL-ZAYYAD-NEWS - Dua orang
dedengkot Islam liberal kebakaran jenggot melihat puluhan ribu massa umat Islam
memadati Masjid Istiqlal Jakarta guna menghadiri Silaturrahim Akbar Doa untuk
Kepemimpinan Ibukota yang diselenggarakan Ahad (18/9/2016) siang.
Ulil Abshar Abdalla dalam akun Twitter @ulil
mengungkapkan kegeramannya. “Udah dilarang oleh pihak Istiqlal, kok acara ini
masih berlangsung? Stop politisasi masjid!” tulis Ulil.
Kemudian pendiri Jaringan Islam
Liberal (JIL) ini melanjutkan, “Dakwah dan kebaikan di masjid harus. Tetapi
kampanye mendukung atau menentang calon di masjid, ndak etis.”
Sementara, Zuhairi Misrawi dalam
akun Twitter @Zuhairimisrawi juga mengungkapkan protesnya. “Ini
apa-apaan masjid dijadikan ajang kampanye politik,” tulis Zuhairi.
Zuhairi menilai, Masjid Istiqlal
bukan untuk digunakan memecah belah bangsa. “Bung Karno membangun Masjid
Istiqlal untuk mempersatukan bangsa, bukan memecahbelah bangsa. Jadi, jangan
polisasi masjid u/ kekuasaan,” lanjut Zuhairi.
Seperti diberitakan Voa-Islam sebelumnya,
umat Islam akhirnya diizinkan menggunakan Masjid Istqlal. Badan Pengelola
Masjid Istiqlal (BPMI) sebelumnya mencabut perizinan karena satu dan lain hal. "Memang awalnya sempat tidak
diizinkan. Tapi, kemudian pihak Istiqlal membolehkan kita menggelar doa dan Istighosah,"
kata Ustadz Bachtiar Nasir, penggagas Silaturrahim Akbar kepada Voa-Islam,
di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (18/9/2016).
Menurut Ustadz Bachtiar, pihak
Masjid Istiqlal awalnya menolak rencana kegiatan doa bersama karena menduga
kegiatan itu bermuatan politik praktis. Kemudian, pihak panitia mengklarifikasi
bahwa kegiatan doa bersama tidak ada kaitan dengan elemen-elemen politik
apapun.
"Kegiatan kita murni gerakan
moral, tidak ada mengusung suatu nama calon tertentu ataupun bekerjasama dengan
partai apapun. Ini hanya doa dan zikir bersama," ungkap Ustadz Bachtiar
yang juga Sekretaris Jenderal Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia (MUI)
itu.
Lebih dari itu, Ustadz Bachtiar
meluruskan bahwa politik praktis itu berkaitan langsung dengan kegiatan partai
politik atau proses pemilihan. Sementara, kegiatan Doa bersama hanya berkaitan
dengan nasihat moral berpolitik menurut Islam.
"Kegiatan kita hanya mengedukasi umat tentang siyasah syar'iyah. Bagaimana kepemimpinan di dalam Islam," tuturnya.
Ia berharap, setelah ini pihak masjid manapun tidak alergi dengan pembahasan siyasah syar'iyah. Karena, hal itu adalah kewajiban ulama untuk memberi pemahaman.
"Mudah-mudahan setelah ini, masjid-masjid banyak yang mengkaji siyasah syar'iyah," ucapnya.
"Kegiatan kita hanya mengedukasi umat tentang siyasah syar'iyah. Bagaimana kepemimpinan di dalam Islam," tuturnya.
Ia berharap, setelah ini pihak masjid manapun tidak alergi dengan pembahasan siyasah syar'iyah. Karena, hal itu adalah kewajiban ulama untuk memberi pemahaman.
"Mudah-mudahan setelah ini, masjid-masjid banyak yang mengkaji siyasah syar'iyah," ucapnya.
Sumber: http://www.voa-islam.com/
0 komentar
EmoticonEmoticon