EL-ZAYYAD.INFO – Apakah wacana menaikkan cukai rokok akan ‘membunuh’ buruh
pabrik rokok? Mematikan petani tembakau? Ijinkan saya menjawabnya dengan fakta.
Dan jika kalian tidak sependapat, tolong jawab juga dengan fakta.

Apakah
cukai rokok naik, maka petani tembakau akan kehilangan pekerjaan? Jawabannya,
bisa iya, bisa juga tidak. Tapi yang pasti, tanpa kenaikan cukai rokok, petani
tembakau Indonesia memang perlahan tapi pasti telah tersingkir. Tahun 2011,
menurut data dari Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI), impor
tembakau Indonesia hanya 64,8 ribu ton. Setahun kemudian, 2012, nilainya
melesat tidak terkendali 104,4 ribu ton. Dan naik lagi tahun 2013, sebesar
133,8 ribu ton. Kebutuhan industri tembakau Indonesia itu ada di angka 250rb
ton per tahun, itu berarti, separuh lebih tembakau diimpor dari luar negeri.
Bisnis adalah bisnis, jika tembakau luar negeri lebih murah, ngapain pabrik
rokok harus beli tembakau petani Indonesia?
Harga
tembakau? Wah, ijinkan sy memberitahu, di China, harga tembakau bisa 1-2
dollar/kg. Di Indonesia saat ini diangka 34.000 – 47.000/kg, dan petani sudah
megap-megap dengan harga segitu. Dulu, idealnya harga tembakau adalah
80.000-120.000/kg. Tapi bagaimana mau jadi 120rb? China mau dilawan? Silahkan
lawan harga tembakaunya yg hanya 14.000/kg. Tambah biaya logistik, dll, itu
tembakau sampai di Indonesia cuma 20-30rb/kg. Pembela rokok itu koar2 bilang
ada 6 juta petani tembakau di Indonesia. Ah masa’ sih? Kok bisa produksi
tembakau-nya cuma 170.000 ton per tahun saja? Lahan tembakau saja semakin berkurang,
paling tinggal 190.000 hektare, karena petani mulai mikir menanam tanaman lain.
Jadi
ijinkan saya memberitahu kalian masa depan industri rokok ini?
1. Mereka akan semakin beralih ke mesin utk memproduksi rokok
2. Mereka mencari tembakau murah (bahkan jika itu di planet Mars sekalipun).
1. Mereka akan semakin beralih ke mesin utk memproduksi rokok
2. Mereka mencari tembakau murah (bahkan jika itu di planet Mars sekalipun).
Apakah
pabrik rokok memang peduli dgn petani Indonesia? Peduli dgn buruh pabrik?
Waduh, sy lebih suka melihat faktanya saja. Yang saya tahu, sejak jaman dulu,
hingga jaman mobil terbang, juga kejadian di negara2 maju (sebelum pabrik rokok
terpaksa menyingkir ke negara berkembang karena perokoknya berkurang), ‘petani’
dan ‘buruh’ memang menjadi argumen yg paling seksi sebagai tameng. Hingga kita
lupa, Sampoerna, untung setahunnya bisa 10 trilyun loh. 10.000.000.000.000, tuh
nol-nya banyak banget. Kalau gaji kalian dikantor ‘cuma’ 10 juta per bulan,
kalian butuh 1.000.000 bulan untuk dapat uang ini.
Pemilik
perusahaan rokok tajir super gila, sekali tepuk dapat untung 10 trilyun, nasib
‘6 juta’ petani tembakau cuma dapat remah-remahnya, ‘6 juta’ tenaga kerja
pabrik rokok cuma dapat ampasnya saja.
Kita
bahkan belum bicara tentang berapa besar biaya kesehatan yg harus dikeluarkan
gara2 rokok. Kita bahkan belum bicara jutaan remaja usia SMP, SMA, tergoda
merokok. Kita belum bicara tentang jomblo, eh, maaf ngelantur, maksud saya
biaya2 berobat akibat penyakit rokok. Saya tahu, kalian tidak akan percaya
rokok itu penyebab penyakit kanker, jantung, dll. Saya tahu banget, setahu
bahkan ada perokok yg percaya merokok itu baik untuk kesehatan.
Tetapi
lewat tulisan ini, ijinkanlah sy berterus-terang: Sy tidak peduli kalian mau
terus merokok atau berhenti (bahkan i dont care kalian mau mati atau sehat
gara2 rokok). Yg saya peduli, di page ini, 2/3 anggotanya adalah remaja,
merekalah tujuan sy menulis. Saat mereka memikirkan tulisan ini, akan lahir
jutaan generasi baru yg tahu persis jika merokok itu tidak bikin jantan, macho,
cowboy, dsbgnya, merokok itu justeru bikin impoten. Jadi tidak perlu GR ngamuk2
nulis komen marah, tulisan ini bukan untuk kalian.:)
Penulis : Tere Liye
Sumber: http://islamedia.id
0 komentar
EmoticonEmoticon